Tak
terasa tiga pertemuan telah dilewati. Terlihat raut muka peserta dan panitia
yang masih semangat dalam menjalani proses LKM yang tinggal tiga pertemuan
lagi. Wah-wah-wah, gak kerasa yah.
LKM Ke-4, Minggu 25 Oktober
2015. Berbeda dari sebelumnya, LKM kali ini kita berada di luar kelas nih. Full
dari pagi hingga sore hari yang membuka wawasan peserta untuk kedepannya. Yap.
Kali ini, peserta diajak untuk bersapa warga di daerah Parongpong. Bermula
dengan kumpul pukul 06.00 WIB (pagi banget yah ^^), peserta harus hadir di
belakang Al-Furqan dengan setelan pakaian olahraga. Disini kita kumpul terlebih
dahulu dan menyantap sarapan pagi sederhana yang diberi oleh panitia. Pagi yang
cukup segar untuk memulai aktivitas. Namun sebelum menuju parongpong, para
peserta harus melakukan midtest baca
Al-Qur’an terlebih dahulu. Ya. Selain menempuh pembelajaran di ruang kuliah,
yang namanya mahasiswa UPI semester satu atau dua pasti dihadapkan dengan
namanya Tutorial PAI setiap Sabtu/Minggu dan tes baca Al-Qur’an yang diberi
kesempatan sebanyak tiga kali. Dan itu statusnya wajib loh. Sesuai motto UPI
yang ‘Ilmiah, Edukatif, dan Religius’. Nah, untuk meningkatkan rasa religius
diadakanlah Tutorial PAI dan Tes Baca Al-Qur’an tersebut. Dan ini telah
berlangsung sejak lama. Jadi, bukan hanya mahasiswa UPI 2015 saja yang
mengalami hal tersebut. Admin pun pernah mengalami koq waktu masih jadi
mahasiswa semester satu. Alhamdulillah, menambah wawasan keagamaan J.
Membaca Al-Qur’an itu hukumnya Fardu ‘Ain untuk umat Islam. Namun, dalam
pelaksanaannya seringkali masih banyak yang belum lancar dalam membaca walaupun
statusnya sudah menjadi seorang mahasiswa. Oh My God. Oleh karena itu, untuk
meminimalisir keadaan tersebut dan juga mahasiswa UPI harus mampu membaca
Al-Qur’an (bagi yang beragama Islam) dilakukanlah Tes Baca Al-Qur’an yang
dilaksanakan oleh MKDU UPI bekerjasama dengan UKM BAQI (Baca Tulis Al-Qur’an).
Semoga mahasiswa UPI memang bisa menjadi mahasiswa yang Ilmiah, Edukatif, dan
Religius. Aamiin.
Back to topic. Setelah
melakukan tes Baca Al-Qu’an selama satu jam. Peseta pun siap untuk pergi
berjalan ke Parongpong. Berjalan dari belakang masjid Al-Furqan lalu melewati
gedung-gedung UPI dan baru saja tiba di Cilimus. Istirahat sejenak lalu lanjut
berjalan kembali. Menyisir kepada jalan raya yang lalu lalang dengan kendaraan
bermotor. Memasuki komplek perumahan megah dengan jalannya yang sangat
menanjak. Istirahat bersama dulu sambil menyelam minum air. Lalu melanjutkan
kembali perjalanan dan akhirnya sampai di Desa Cihideung, Kecamatan Parongpong.
Berteduh di sebuah masjid yang menampung para peserta dan panitia. Nah, pada
LKM Ke-4 ini, peserta diberi materi yang berkaitan langsung dengan sapa warga
yang nantinya akan mereka aplikasikan. Pematerian Komunikasi Sosial yang
dipaparkan oleh Indra Hendiyana, S.Pd (Akang PLS UPI 2011 yang baru beres
sidang dan akan diwisuda Desember nanti). Selanjutnya, sebelum terjun langsung
ke warga, para peserta melakukan simulasi terlebih dahulu. Ya, berperan
mengenai kejadian yang biasa terjadi di masyarakat. Gelak tawa terkadang
menghampiri nih, karena tingkah mereka yang sangat mirip dengan kehidupan
masyarakat. Ada yang berbicara dengan logat khas sunda, ada yang berbicara
dengan logat remaja gaul, dan lain-lain. Setelah sholat duhur, barulah mereka
pergi menuju warga yang telah ditentukan batas rumahnya dan didampingi dengan
pemandu. Teknik yang digunakan dalam sapa warga kali ini dengan menggunakan
SKBM. Salah satu teknik dalam Identifikasi Kebutuhan. Seorang praktisi PLS
harus mampu dong untuk mengidentifikasi kebutuhan sehingga apa yang nanti
diberikan untuk masyarakat sesuai dengan kebutuhannya. Beragam pengalaman pun
didapat oleh peserta. Ada yang terharu, ada yang ditolak juga, ya rupa-rupa deh.
Setelah menyapa warga, para peserta
disuguhkan dengan outbond sederhana
sebagai bentuk proses dinamika kelompok. Mengelilingi wilayah Parongpong dengan
pemandangannya yang indah. Terdapat empat pos yang harus dilalui peserta. Tantangan-tantangan
pun diberi sebagai rasa meningkatkan tanggung jawab diri juga kelompok. Outbond sederhana ini terasa sangat seru
dan menyenangkan karena mengasah peserta untuk berpikir aktif dan kreatif.
Selesai melaksanakan outbond, kembali
ke masjid melaksanakan sholat ashar dan pulang kembali dengan jalan kaki dan
hati yang riang gembira ^^
LKM Ke-5. LKM kali ini peserta
diberi pengetahuan seputar konsep diri, organisasi, dan advokasi. Ketiga hal
tersebut memang harus kita pahami apalagi ketika menjadi mahasiswa. Menjadi
diri yang berkembang dengan potensi yang dimiliki, menyalurkan rasa sosial,
bertemu orang banyak dengan organisasi, dan juga membantu sesama bila ada yang
kesukaran selama perkuliahan terutama mengenai pembayaran uang kuliah.
Pematerian LKM Ke-5 ini sungguh dari orang-orang hebat dan luar biasa yang
berasal dari BEM REMA UPI. Ada kang M. Guntur Purwanto selaku Menteri Dalam
Negeri BEM REMA UPI yang memaparkan konsep diri dan pentingnya organisasi serta
teh Retno Hardianti selaku Menteri Advokasi BEM REMA UPI. Pastinya dari
orang-orang hebat tersebut, peserta menambah wawasan bahwa perkuliahan tidak
hanya berkutat dengan pembelajaran di kelas saja. Tetapi sebuah kehidupan yang
dinamis dimana kita semakin memantapkan diri dan terus mengembangkan potensi
yang dimiliki. Kita berada disini karena terpilih. Jadi jangan sia-siakan label
mahasiswa yang melekat dalam diri. Tetapi tunjukkan dengan aksi positif agar
hidup menjadi lebih berarti.
LKM Ke-6. Minggu, 1 November
2015. Wah.. gak kerasa sudah berada di penghujung LKM PLS 2015 nih. LKM kali
ini melatih mahasiswa untuk berpikir kritis dalam menghadapi suatu forum. Yap.
Pematerian mengenai persidangan. Umumnya mahasiswa pasti akan bertemu dengan
namanya Musyawarah Mahasiswa baik oganisasi tingkat Departemen, atau
Universitas. Sebagai mahasiswa baru diharuskan memahami selak beluk yang ada di
persidangan. Dengan pemaparan oleh ketua DPM KEMA PLS (Riki Tri Sanusi).
Setelah diberikan pematerian, selanjutnya dilakukan simulasi persidangan.
Benar-benar diuji yang namanya berpikir kritis disini. Tidak hanya asal ucap
jika tidak mempunyai landasan. Memutuskan sesuatu dimana mempertimbangkan semua
pihak. Tidak asal memutuskan, lalu terdapat salah satu pihak yang dirugikan.
Tetapi memutuskan sesuatu untuk kebaikan bersama.
0 komentar: