Alhamdulillah,
Segala Puji untuk Tuhan Semesta Alam. Ia menciptakan bumi dan langit serta
isinya. Menciptakan manusia sebagai salah satu makhluk hidup yang mengisi alam
semesta. Mencoba berpikir dan melakukan yang terbaik selama hidup di dunia.
Seperti perjuangan kami menuju kegiatan yang insya alloh penuh manfaat.
Perencanaan demi perencanaan kami lewati dengan penuh suka cita. Terlintas
kebimbangan dan ketakutan pada diri, namun terpatahkan dengan kebersamaan yang
dimiliki. Hingga akhirnya pada tanggal 11 Juni 2015 kegiatan P2M PLS FIP UPI
Tingkat Nasional dan Imadiklus Training III dibuka secara resmi oleh Dr. Jajat
S. Ardiwinata, M.Pd selaku ketua Departemen Pendidikan Luar Sekolah). Bertempat
di lapangan parkir FIP, apel pembukaan ini diikuti dengan khidmat oleh peserta
dan panitia yang berjumlah 101 orang.
Kegiatan
Pengabdian Pada Masyarakat Tingkat Nasional dan Imadiklus Training III yang
diselenggarakan oleh mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah FIP UPI dilaksanakan di
Desa Cibeureum Wetan, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang dari tanggal 11
Juni – 18 Juni 2015 dengan mengusung tema “Menumbuhkan Pribadi Mandiri Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah Melalui
Program Pendidikan, Kesehatan, dan Ekonomi Kreatif Tingkat Nasional di Desa
Cibeureum Wetan, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat”. Jumlah
panitia dan peserta yang mengikuti kegiatan ini bukan hanya berasal dari
mahasiswa PLS FIP UPI saja. Kami turut mengundang teman-teman Pendidikan Luar
Sekolah Se-Indonesia. Adapun yang hadir dalam kegiatan ini adalah teman-teman
PLS dari Universitas Bengkulu, Universitas Siliwangi, Universitas Jember, dan
Universitas Islam Nusantara.
Delapan hari
adalah waktu yang tidak sebentar. Kami merencanakan program yang sebelumnya
telah diidentifikasi saat survey dan observasi. Kegiatan ini pula tidak
terpusat dalam satu lingkup wilayah tetapi, terdapat tiga fokus wilayah selama
kegiatan berlangsung. Yakni Wilayah Batu Karut, Pasir, dan Pangkalan. Terdapat
Rumah Pintar Al-Barokah di Wilayah Batu Karut yang kita kenal pula dengan Alm.
Een Sukaesih sang guru qalbu, sang perintis Rumpin Al-Barokah. Rumpin
Al-Barokah kini telah menjadi labsite
PLS FIP UPI. Kami berusaha bersinergi untuk mengisi kegiatan yang dapat
bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Beragam program hadir mewarnai kegiatan P2M
PLS UPI dan IT III ini.
Program Pertama, POLA.
Kita sering mengenal istilah ‘pola’ dalam kehidupan sehari-hari. Baik pola makan
sehat, pola membuat pakaian, pola bangun ruang, dan masih banyak pola-pola yang
ada di sekitar kita. Nah, pada kegiatan P2M ini POLA yang kami usung adalah
berkaitan dengan kesehatan. Bukan POLA yang sebelumnya disebutkan, melainkan
POLA (Posyandu Lansia). Sehubungan banyak sekali orang lanjut usia di ketiga
wilayah ini, maka dari itu kami menghadirkan POLA sebagai salah satu bentuk
kepedulian terhadap kesehatan masyarakat. Tujuan dari program ini adalah
masyarakat dapat mengetahui sejauh mana tingkat kesehatan mereka, serta menjadi
sarana untuk mendapatkan pengobatan gratis. Program POLA terselenggara atas
kerjasama antara P2M PLS FIP UPI dengan STIK UNSAP Sumedang. Sebelum dilakukan
pengecekan kesehatan, masyarakat diajak Senam Lansia dahulu. Dilanjutkan
pengecekan kesehatan dan pemberian obat secara gratis. Terakhir, diberi bubur
kacang dan bingkisan yang telah disiapkan oleh panitia. Hati senang, tubuh
bugar, pikiran segar.
Program Kedua, Pengolahan Hasil Kebun. Hamparan sawah yang begitu
luas, ladang yang begitu luas, kebun yang begitu luas pula ditanami beragam
sayur-mayur. Hasil kebun tersebut seringkali dijual seperti biasa dengan harga
standar atau diolah dan dimasak lalu dihidangkan untuk makanan keluarga.
Sederhana. Melihat potensi hasil kebun tersebut, kami mencoba berinovasi dengan
model terkini agar nilai jual hasil kebun tersebut menjadi tinggi. Pertama,
kangkung yang melimpah di setiap wilayah. Kangkung adalah sayuran yang
mempunyai gizi yang baik untuk tubuh. Di pasaran luas harga kangkung satu ikat
mencapai Rp. 1.500,00 – Rp. 2.000,00 . Nah dalam kegiatan ini kami berinovasi
membuat brownies kangkung. Brownies
yang seringkali kita jumpai, ternyata dapat dikombinasi dengan bahan dari
sayur. Rasanya pun tidak kalah enak dengan brownies lain. Teknik memasak
brownies kangkung yang mudah digunakan, bahan yang mudah didapat, dan resep
yang mudah ditiru/sederhana. Diharapkan, dari pelatihan membuat brownies
kangkung tersebut masyarakat dapat membuatnya dan menjadi nilai jual tinggi sehingga timbullah
ekonomi kreatif dari Desa Cibeureum Wetan. Sehingga harga kangkung satu ikat
yang asalnya Rp. 2.000,00 dengan brownies kangkung dapat dijual dengan harga
Rp. 30.000,00 – Rp. 35.000,00 . Usaha memantapkan program ini pula, kami
mencoba membuat suatu nama yang mudah diingat untuk brownies kangkung. Beragam
pilihan nama muncul dalam daftar. Akhirnya setelah perumusan yang memakan waktu
satu minggu, dipilihlah nama “Brownies
Kang CiWe (Brownies Kangkung Cibeurum Wetan)”. Kedua, daun pepaya
terkenal dengan rasanya yang pahit sehingga orang-orang jarang memakannya.
Padahal khasiat dari daun pepaya begitu baik untuk kesehatan dan kecantikan tubuh.
Sama halnya dengan kangkung, kami mencoba berinovasi membuat daun pepaya
menjadi diminati oleh masyarakat luas. Teknik yang sederhana, akan memudahkan
masyarakat membuat keripik daun pepaya. Diharapkan pendapatan masyarakat pun
dapat meningkat dari ekonomi kreatif ini. Keripik merupakan olahan dari beragam
bahan makanan yang kehadirannya tak lekang oleh zaman. Meskipun begitu,
persaingan dunia yang semakin ketat, dibutuhkan inovasi yang dapat menarik untuk
bisa bertahan. Keripik, salah satu makanan ringan selalu hadir setiap saat
dikala kita santai.
Program Ketiga, Magic House. Rumah baca dan Belajar Masyarakat. Magic
House ini salah satu wadah bagi masyarakat yang membutuhkan layanan pendidikan
berbasis swadaya serta menjadi pusat kegiatan belajar dan baca untuk
masyarakat. Asal muasal dinamai magic
house karena kami berharap ketika mendatangi rumah tersebut, orang-orang
berubah menjadi bertambah wawasannya dengan membaca beragam buku yang tersedia.
Magic House pula salah satu upaya
untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Apalagi Indonesia masih di angka 6,5%
melek huruf. Dengan nama yang unik, diharapkan pula masyarakat banyak yang
mengunjungi rumah tersebut. Program
Keempat, BIMBEL (Bimbingan Belajar). Di sela waktu luang, kami membuka
layanan bimbel yang dapat dimanpa’atkan oleh anak-anak sekitar. Tujuannya, agar
memudahkan siswa/siswi dalam menghadapi kesulitan belajar. Motivasi belajar
yang baik pula kami tuturkan di kegiatan ini.
Program Kelima, 3R (Reuse,
Reduce, Recycle) yang kita aplikasikan melalui pelatihan kriya dari bungkus
kopi. Tujuannya, masyarakat lebih peduli akan lingkungan, serta masyarakat
mampu memanpaatkan sampah tersebut. Kopi yang setiap hari selalu diseduh oleh
banyak orang, sangat sayang sekali bila bungkusnya dibuang percuma. Apalagi
sampah plastik memakan waktu yang sangat lama dalam penguraiannya. Kegiatan ini
ditujukan untuk semua kalangan, baik orang tua maupun anak-anak. Metode yang
digunakan yakni demonstrasi. Suatu cara memperagakan suatu hal yang
pelaksanaannya diawali oleh peragaan sumber belajar kemudian diikuti oleh warga
belajar. Pelatihan ini, kita berusaha membuat hal sederhana agar mudah ditiru yakni
membuat taplak meja dari bungkus kopi. Pola yang diajarkan setahap demi
setahap, membuat peserta pelatihan antusias dalam mengikuti langkah yang kami
berikan. Bangganya lagi, ada peserta yang mampu membuat pola taplak meja sampai
berukuran ± 40cm x 17cm dalam waktu yang disediakan saat pelatihan. Suatu awal
yang baik untuk kedepannya yang lebih baik.
Program Keenam, Pemetaan Kebutuhan Belajar Masyarakat. Salah satu
metode identfikasi kebutuhan belajar dan potensi yang dimiliki masyarakat yang
diperoleh melalui data anggota masyarakat. Hasil data itu menentukan program
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dapat menjadi sumber belajar ketika
memiliki potensi dari kebutuhan warga masyarakat lain. Bermodalkan Kartu SKBM
(Surat Kebutuhan Belajar Masyarakat). Seperti yang dipaparkan sebelumnya dalam
melakukan program ini, peserta P2M PLS FIP UPI terbagi kedalam kelompok kecil
untuk menyapa warga dari satu rumah ke rumah lainnya. Kegiatan santai ini kami
jalani sekaligus untuk menguatkan silaturahmi antara mahasiswa yang sedang
melaksanakan pengabdian dengan masyarakat sekitar. Selama tiga hari di sela
waktu yang santai, kami menyebar ke masyarakat untuk melakukan pemetaan
kebutuhan belajar masyarakat. Hasil dari kegiatan ini, kami analisis dan
diserahkan laporannya kepada pihak desa saat penutupan.
Program Ketujuh, SASIH (Selasa Bersih). Seringkali kita mengenal
istilah Jumsih (Jum’at Bersih). Tapi pada kesempatan kemarin, kami melakukan
operasi bersih dengan para warga pada hari Selasa. Hal ini bertepatan dengan
H-2 Ramadhan 1436 H. Oleh karena itu, setelah hampir satu minggu kami berada di
lingkungan masyarakat Desa Cibeurum Wetan, bergotong royong bersama saling
membersihkan pekarangan rumah agar terbebas dari sampah. Ada satu kejadian yang
tidak kami prediksi sebelumnya. Terjadinya kebakaran rumah salah satu warga di
wilayah pangkalan. Asap tebal langsung keluar menyelimuti langit. Pada saat
itu, kami sedang melakukan kegiatan SASIH. Hal ini diduga karena terjadinya
korsleting aliran listrik yang menyebabkan percikan api kian membesar
menghanguskan rumah warga tersebut. Setengah jam kemudian, petugas pemadam
kebakaran datang dengan satu unit mobilnya. Kami kembali berusaha keras
memadamkan si jago merah agar tidak menyebar ke rumah yang lain. Tidak ada korban
jiwa dalam kejadian ini. Dari kejadian ini pula, kami berusaha membantu warga
yang terkena musibah tersebut. Baik berupa bantuan moriil dan sedikit materiil.
Membantu sesama, menghidupkan kembali senyum cerianya.
Program Kedelapan, Musabaqoh. Menghadapi bulan suci Ramadhan yang sudah
di depan mata, kami mengadakan satu acara bernama Musabaqoh. Kegiatan yang
berupa lomba-lomba islami terdiri dari lomba adzan, lomba tahfidz, lomba cerdas
cermat, lomba tilawah qur’an, dan lomba fashion show. Fokus utama dari kegiatan
ini adalah anak-anak. Membangkitkan semangat mereka bahwa Ramadhan yang kita
nanti telah hadir di depan mata. Setiap wilayah membuat acara musabaqohnya
masing-masing. Antusias anak-anak membuat kami serasa tidak lelah dalam
menjalankan acara. Serasa bahwa kami masih lama tinggal bersama mereka, padahal
tersisa satu hari lagi kami disini. Ceria bersama, tingkatkan kualitas diri
menuju Ramadhan yang diberkahi.
Acara penutupan
yang digelar di balai desa diisi dengan kreasi masing-masing wilayah. Terlihat
wajah semangat yang terpancar dari semua orang, padahal hari itu bertepatan
dengan hari pertama puasa. Kegiatan P2M PLS FIP UPI dan Imadiklus Training III
memberikan pengalaman berarti bagi setiap orang yang terlibat didalamnya.
Mengaplikasikan diri dari materi perkuliahan yang telah diberi. Merangkai untuk
masa depan dengan belajar dan mengumpulkan pengalaman sejak kini. Perjuangan
panitia yang lelah namun tetap semangat seakan lebur ketika acara berlangsung. Saling
berbagi dengan pengetahuan dan keterampilan. Halangan dan rintangan, datang
menghadang. Terselesaikan dengan kelembutan hati dan kekuatan diri. Inilah kami
menuju PLS sejati.
0 komentar: