Manajemen Diri Mahasiswa Dalam Menumbuh Kembangkan Ketangguhan Sosial



Mahasiswa. Sebuah kata yang begitu berpengaruh terhadap peradaban kehidupan. Disinilah, kita dituntut untuk terus aktif, menggapai yang belum tergapai. Mempertahankan yang sudah menjadi milik kita. Bangsa ini sebuah bangsa yang besar. Dengan jumlah mahasiswa yang begitu besar pula. Namun, sungguh disayangkan. Sikap atau tingkah laku mahasiswa saat ini sering dianggap buruk oleh masyarakat. Berdalih untuk membantu masyarakat, tapi malah membuat masyarakat takut dengan kita, mahasiswa. Entah sampai kapan semua ini akan terjadi. Entah sampai kapan perubahan yang lebih nyata, lebih kritis, dapat membuahkan hasil yang bermanfaat bagi semua.
Semua ini sering berawal dari individu yang bertemu satu sama lain dalam suatu kelompok. Dalam suatu kelompok, seringkali terdapat perbedaan pendapat. Ketidakpahaman akan visi atau kelemahan dalam mengontrol diri, sering menjadi penyebab hubungan kelompok kurang baik. Setiap kelompok memiliki perannya masing-masing dalam meretas kehidupan. Seorang praktisi Pendidikan Luar Sekolah mempunyai kontribusi yang sangat besar bagi keberlangsungan hidup dalam masyarakat. Untuk memenuhi semua itu, diperlukan ketangguhan sosial baik secara pribadi maupun secara kelompok. Ketangguhan sosial dapat terjadi ketika individu saling mendukung satu sama lain dengan sinergi yang tinggi. Hal itu dapat diwujudkan dalam bentuk kerja sama yang efektif dan total action.
Dalam mewujudkan kerja sama yang efektif, terdapat hal-hal yang harus diperhatikan. Karena, tidak semua kerja sama dapat berjalan secara efektif. Banyak kelompok melakukan suatu kerjasama tapi, keadaan yang tidak dapat diatasi menimbulkan suatu permasalahan yang dampaknya menghambat kinerja kelompok itu sendiri. Setiap hal yang dikerjakan pasti memiliki landasannya. Termasuk landasan kerjasama. Ketika setiap anggota kelompok saling mengenal dan saling percaya satu sama lain, mereka sudah siap untuk bisa bekerjasama secara efektif. Berusaha menyumbangkan kemampuan (pengetahuan dan keterampilan) terbaik yang dimiliki dari setiap individu. Dalam situasi seperti itu, keajaiban sinergi akan terjadi. Kelemahan anggota yang satu akan ditutupi oleh kekuatan yang lain. Sehingga kata kelemahan dalam suatu kelompok tidak ada lagi, yang ada hanyalah kekuatan sinergis.
Permasalahan pun sering muncul secara tidak terduga. Oleh karena itu, sikap saling terbuka dan berusaha mencari atau memberi solusi terbaik dapat meminimalisirkan permasalahan tersebut. Manajemen yang tidak menekankan pada kekurangan-kekurangan, melainkan pada solusi terbaik yang dilakukan bersama-sama. Setiap anggota akan merasa aman dalam mengemukakan kesulitan yang dialami. Anggota lain mendengar dan berusaha membantu mengatasi permasalahan rekannya. Setiap orang berusaha untuk terbuka, karena tahu bahwa ia tidak akan disalahkan dan diadili. Justru ia akan didukung dalam menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi.
Hubungan dan komunikasi yang lebih baik, mendukung terciptanya komunikasi antar anggota yang lebih efektif. Dalam suasana saling memahami satu sama lain, budaya kelompok yang lebih terbuka dan produktif akan tercipta. Setiap anggota mengembangkan semangat tim, saling memotivasi sehingga tercapai sebuah kekuatan tim (team power), dimana setiap anggota bertumbuh dan berkembang secara maksimal. Itulah empati dalam kelompok.
Setiap individu mempunyai potensi diri yang dimilikinya. Ketika semua dapat mengembangkan potensi tersebut. Maka, terciptalah keberagaman keunikan diri yang saling menghiasi. Terdapat sebuah proses dimana hal itu dapat berlangsung dengan pertemuan yang kontinyu atau terus menerus. Di titik inilah kekuatan kebersamaan akan tercipta. Dari keberagaman pula akan lahir rasa saling mendukung agar semua dapat maju secara bersama-sama. Maju bersama-sama akan terasa indah dibanding maju secara sendiri tanpa ada yang mengayomi. Sehebat atau seburuknya potensi pasti akan dapat diterima karena terdapat sebuah kebersamaan yang mengikatnya.
Pada awal terbentuk suatu kelompok, kata komitmen sering menjadi gerbang kuncinya. Kesungguhan dalam melaksanakan suatu pekerjaan menjadi unsur penting agar kehidupan kelompok dapat berjalan dengan dinamis. Ketika setiap anggota melakukan apa yang telah menjadi komitmen bersama secara sungguh-sungguh, komitmen yang diucapkan  dapat menjadi kenyataan dalam perbuatan. Rasa saling mengandalkan satu sama lain, rasa saling percaya bahwa setiap anggota kelompok akan melakukan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya. Hingga akhirnya terciptalah kerjasama yang sinergis.
Kesemua unsur dalam kerjasama yang efektif dan total action, memberikan ruang terbuka, kenyamanan bagi seluruh elemen kelompok. Sehingga terlihatlah suasana sosial yang memiliki nilai budaya baik di mata publik. Saling mengerti satu sama lain. Dimulai dari hal yang kecil berdampak besar. 
Anonym – pengurus HIMA KMJ PLS 2014-2015

0 komentar: